MENULIS
RAJAH
Kaidah:
1.
Bersuci
baik badan, pakaian maupun tempat (bersih). Untuk mensucikan badan dengan cara
mandi keramas (jinabat) dengan niat untuk menghilangkan hadast besar dan
lakukan wudhu untuk membersihkan hadast kecil.
2.
Selama
proses pembuatan ajimat tidak diperbolehkan bicara (diam/khusyuk) kecuali ada
doa khusus yang harus dibaca.
3.
Nafas
harus cepat keluar lewat lubang hidung sebelah kanan atau bisa dengan tahan
nafas.
4.
Sebisa
mungkin lafal Rajah ditulis secara benar (sesuai aslinya) dan rapi. Bila huruf
tersebut berlubang maka harus ditulis berlubang. Mengikuti kaidah penulisan
Rajah.
5.
Memakai
wewangian. Biasanya memakai zakfaron, misik, air mawar untuk campuran tintanya.
Namun ini bukan syarat mutlak, karena
memang ada beberapa jenis Rajah yang mensyaratkan memakainya tapi ada juga
jenis rajah yang tidak perlu memakai campuran minyak wangi.
6.
Pena
yang digunakan adalah bisa pena biasa (bolpoint), spidol, atau pena yang
dibelah ujungnya (seperti gambar dibawah ini). Disesuaikan dengan jenis Rajahnya.
7.
Gambar.
Bentuk Pena belah ujung
Pemilihan
Waktu Terbaik:
1.
Keselamatan,
pagar ghaib, perlindungan, hari yang baik adalah malam Jumat (Kliwon).
2.
Kerejekian,
pelarisan usaha dan sejenisnya, dibuat pada hari Kamis (Legi).
3.
Pengasihan
dan kasih sayang, dibuat pada hari Kamis atau Selasa (Kliwon).
4.
Nglowong
dimulai hari Sabtu Kliwon.
5.
Patigeni
dimulai hari Selasa Kliwon
6.
Untuk
terapi penyembuhan (direndam dalam air) bisa ditulis kapan saja saat
membutuhkannya.
Arah
Pandangan
Yang
terbaik adalah menghadap kiblat. Namun tidak mutlak selalu demikian,
disesuaikan dengan jenis rajah dan kondisinya.
DOA-DOA
Sebelum
melakukan penulisan rajah diawali membaca doa ini 3 x: “BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM. QUL UHIYA ILAY’YA ANAHUSTAMA’A NAFARUN
MINAL JINNI WA BIHAQQI KAF HAA YAA AIIN SHOOD WA BIHAQQI HAA MIIM AIINSIIN
QOOF”
Kemudian
dilanjutkan dengan melakukan meditasi sejenak (menjalin energi ghaib) setelah
itu baru dilakukan penulisan.
Selesai
ditulis kemudian dillipat dan dibungkus dengan kain lapis 7, agar tidak mudah
rusak dan kotor apabila dibawa-bawa.
Saat akan
melipat atau membungkus Rajah bacalah :
1.
Surat
Al fatihah (1x)
2.
INNAA FATAHNAA LAKA FAT’HAM MUBIINAA
(3x) (Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata)
3.
NASRUN MINALLAHI WA FAT’HUN QORIBUN, WA
BAS’SYIRIL MU’MINIIN (3x)
(Pertolongan dari Allah dan kemengan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman)
4.
ALLOHUMA SHOLI ALA SAYIDINA MUHAMMADIN (3x) (Ya Allah, limpahkanlah rahmatmu kepada
junjungan kami Muhammad)
5.
ASTAGFIRULLAH HAL ‘ADHIM (3x) (Artinya: Aku memohan ampun kepada
Allah Yang Maha Agung)
6.
LAA ILLAAHA ILLAALLAH (3x)
(Artinya: Tidak ada Tuhan selain Allah)
7.
INNA TAQORRUBAN ILALLOHIL ALIYYIL ADHIM (3x) (Artinya: Bahwasanya ini merupakan
taqorrub kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)
Ketika
azimat tidak lagi diperlukan, jangan membuangnya, tapi musnahkanlah dengan cara
dibakar sampai jadi abu. Karena bila dibuang ditempat sampah, hal tersebut
dianggap merendahkan asma suciNYA. Tidak selayaknya lafal asma suciNYA terbuang
ditempat kotor.
Rajah
hanya sekedar sarana, daya dan kekuatan tetap dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Mulai
dari sini kita akan semakin menyadari, bukan hanya sekedar tahu, salah satu
keagungan dari asma suciNYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar